Kamis, 19 Juni 2014

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKES

OLEH :
ANOM YULIANSYAH, S. Farm. Apt.
Alumni SMK Farmasi Nasional
KEPALA SEKSI KEFARMASIAN MAKMIN DAN PERBEKALAN KESEHATAN
       TUPOKSI DAN TATA KERJA
DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA

SUB.BID. UPAYA KESEHATAN
SEKSI KEFARMASIAN, MAKMIN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN
 (PERWALI KOTA SKA NO: 12 TAHUN 2008)
Seksi FARMAMIN DAN PERBEKES Mempuntai tugas:
       Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
       Pembinaan dan pelaksanaan  di bidang farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan meliputi:
  Pelaksanaan pembinaan mutu keamanan obat.
  Pelaksanaan  sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
  Pelaksanaan pembinaan mutu keamanan makanan dan minuman.
Pusat :
    Menyediakan dana obat untuk masyarakat miskin
    Menyediakan obat untuk Buffer stok Nasional : Bencana alam, darurat
    Menyediakan obat untuk program kesehatan
    Mengendalikan harga
    Melatih tenaga untuk peningkatan advokasi
Provinsi :

        Menyediakan Buffer stok Provinsi berupa obat sangat esensial
        Mengelola obat buffer program kesehatan
        Memfasilitasi Advokasi Dinkes Kab/Kota
        Melatih tenaga Kabupaten/ Kota
Kabupaten/ Kota :
    Menyediakan Dana Alokasi Obat à APBD Kota.
    Menyediakan dana operasional
    Mengelola Obat yang ada.
    Memanfaatkan data yang tersedia utk advokasi
    Membentuk tim perencanaan obat terpadu
    Pelatihan petugas pengelolaan obat di instalasi farmasi dan Puskesmas
Dana
      Merupakan halangan yang umum pada program pengadaan obat
      Kebijaksanaan obat gratis untuk semua orang yang didukung banyak negara tidak pernah dpt dilaksanakan dg sukses
      Kelangkaan & ketidaktersediaan obat sering terjadi à pekerja kesehatan kecewa/tak semangat
      Peninjauan kebijaksanaan keuangan secara hati-hati syarat kesuksesan
    Seleksi dilakukan oleh TIM PERENCANAAN OBAT TERPADU Kabupaten/Kota.

    Menentukan jenis obat apa yang diperlukan untuk periode yang akan datang.

    Menentukan berapa  obat yang harus dibeli

   Menentukan jenis obat apa yang diperlukan untuk periode yang akan datang

   Menentukan berapa  obat yang harus dibeli

   V E N
Penggolongan obat berdasarkan dampaknya bagi kesehatan

V :  OBAT VITAL, berkhasiat menyelamatkan nyawa.
            Contoh: obat-obat jantung, live saving
E :  OBAT ESENSIAL, efektif melawan penyakit parah.
            Contoh: Obat-obat gangguan metabolisme
N :  NON ESENSIAL, obat yg sifatnya menunjang pengobatan
            Contoh: Multivitamin

Fixed Period System
   Pengontrolan persediaan dilakukan pada frekuensi waktu yang tetap

   Pemesanan kembali sebanyak yang diperlukan dan sesuai kondisi persediaan saat itu
    Menentukan metode pembelian
    Sistem keuangan
    Waktu pembayaran
    Sumber penyediaan
    Jaminan mutu
    Kepastian menentukan untuk membuat atau membeli produk obat
    Tujuan Penataan Sistem Pengadaan yang Baik
1. Memperoleh harga paling murah
2. Mendapat sediaan dg kualitas tinggi
3. Memastikan pengiriman tepat waktu & dapat dipercaya
4. Membagi beban kerja untuk efektifitas & efisiensi kerja
5. Mengoptimalkan inventory


    Langkah Lingkaran Pengadaan
1.  Pemeriksaan kembali pemilihan obat
2.  Penentuan jumlah obat
3.  Penyesuaian kebutuhan dengan dana
4.  Pemilihan metode pengadaan
5.  Pemilihan suplier
6.  Menentukan persyaratan kontrak
7.  Memonitor status order
8.  Menerima dan mengecek obat-obatan
9.  Melaksanakan pembayaran
10.Mendistribusikan obat
11.Mengumpulkan informasi tentang pemakaian
       LINGKARAN PERENCANAAN YG INTERAKTIF
                        Perencanaan
                              
                                       

                                                                                    Penerapan

    Evaluasi
  Dasar Pengadaan
     Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang perubahan atas keputusan Presiden No. 32 tahun 2005
         tentang:
         Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Tahun 2010
       Distribusi
      Impor
      Inventory Control (Kontrol Persediaan)
      Penyimpanan
      Manajemen kehilangan
      Transportasi
       Distribusi
      Puskesmas yang ada di DKK seperti Satelit Farmasi di RS, dan lokasi tidak satu atap à diperlukan perhatian yang sangat didalam distribusinya
      Obat harus dapat didistribusi dengan baik dan sesuai kebutuhan pasien di masing-masing satelit
      Tiap hari jumlah obat yang digunakan dihitung
      Digunakan untuk perencanaan pengadaan

      MENURUNKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP INSTITUSI KESEHATAN
      MENURUNKAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA KESEHATAN
      INSTITUSI UPTD INSTALASI FARMASI MENJADI SASARAN KRITIK



Tidak ada komentar: