Mimpi dan Asa
Ada seorang anak yang bernama
Rachman.Diusia yang masih muda ia sudah dihadapkan dengan sebuah kenyataan
pahit harus ditinggal mati ayahnya yang bekerja sebagai pekerja bangunan dalam
sebuah kecelakaandan ibunya mencoba merantau di Malaysia sebagai seorang
pembantu rumah tangga.Sebagaimana ibu-ibu lainnya yang ingin mencoba
peruntungannya dengan merantau di luar negeri.Diusianya yang masih belia ia
sudah harus melupakan indahnya sebuah kasih sayang dari kedua orang tuanya dan
harus melupakan sejenak manisnya pertemanan dan persahabatan di bangku sekolah
dikarenakan ia harus putus sekolah ketika menginjak kelas empat SD.Akan tetapi
itu yang seolah menempa dia menjadi anak yang kuat dan tangguh.Bagaimana tidak,diusiannya
yang menginjak umur 15 tahun ia telah telah menjadi seorang tulang punggung
dalam keluarga kecilnya dan harus menghidupi ke-2 adiknya yang baru saja
menginjak kelas dua sekolah dasar.Ia memiliki adik yang bernama Abbas dan
Aisya.Abbas berusia 11 tahun kelas 5 SD
sedangkan Aisya berusia 8 tahun kelas 2 SD.
Hari-hari Rachman selalu diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang seharusnya dijalankan oleh orang-orang dewasa dan bukan
oleh anak belia seperti dia.Dalam sekehariannya ia bekerja sebagai seorang
penjual air bersih keliling yang bermodalkan sebuah gerobak dorong dengan
beberapa derigen air.Dia jajakan beberapa derigennya itu dengan semangat
walaupun apabila seluruh air dalam derigennya terjual habis keuntungan yang
hanya cukup untuk makan sehari saja untuk dia dan kedua adiknya.Walaupun
begitu,muram tidak nampak dari parasnya,ia ingin melihat ke-2 adiknya bisa memiliki
pendidikan yang tinggi dan memperoleh kesuksesan bukan seperi dia yang harus
putus sekolah.Sebuah kebahagiaan ketika Rachman pulang dari menjajakan air
bersih keliling dan ia disambut senyum yang terpancar dari ke-2 adiknya dan
berucap,”Mas pasti lelah,Mana mas tasnya biar adek bawakan,Mas tunggu
disini sebentar ya,mas juga pasti haus
biar adek ambilkan minum ya?”Sebuah perhatian kecil dari kedua adeknya sudah
sejenak menghilangkan letih yang didapat dari berkelilingnya Rachman seharian
di kota Metropolitan Jakarta yang keras dan penuh rintangan.Pekerjaan sebagai
seorang penjual air bersih keliling yang kelihatannya begitu mudah
sebenarnya banyak suka-dukannya kadang
kala ban gerobag yang dia biasa dorong bocor dan tentu saja dia harus
mengeluarkan biaya yang kecil menurut sejumlah orang dan besar dimata
Rachman,dan ia juga harus berjalan beberapa puluh kilometer untuk menjual
seluruh air bersih yang dibawanya.
Rachman tidak hanya menggantungkan
hidupnya lewat derigen-derigen air bersih yang biasa dijajakannya keliling kota
akan tetapi dia juga berusaha mencari pekerjaan sambilan lain untuk mencukupi
biaya sekolah adiknya.Ketika musim hujan biasanya ia bekerja sebagai penjual
jasa ojek payung,walau pun tubuh kecilnya harus menahan dinginnya air hujan ia
tetap melakukannya.Di dalam benaknya hanya ada wajah dari kedua adik di rumah
yang menjadi tanggungannya.
Rachman sangat beruntung sekali memiliki
adek seperti Abbas dan Aisya.Mereka tidak sepeti anak-anak pada umumnya yang
hari-harinya hanya diisi dengan bermain.Mereka sebisa mungkin membantu Kakaknya
Rachman.Mereka setiap hari menggoreng cemilan yang lazim disebut dengan
“Cumi-cumi” kemudian dikemasi dalam plastik-plastik kecil yang dijual dengan
harga Rp.500,00.Sebuah harga yang sangat murah untuk jerih payah dua anak yang
masih dalam usia sangat kecil.Kemudian pada jam istirahat mereka menawarkan
jajanan tersebut kepada teman-teman mereka.Mereka sangat bersyukur sekali
ketika apa yang mereka tawarkan habis dan hasil yang terkumpul banyak,akan
tetapi tak jarang jajanan yang mereka tawarka sudah habis tetapi uang yang
merka dapat tidak sesuai dengan perhitungan awal yang merka buat.Merka memaknai
itu sebagai hal yang biasa dan tidk perlu disesali mereka beranggapan sesuai
apa yang diajarakan oleh kakaknya,”Allah pasti akan memberikan rencana terbaik
untuk hamba-hamba-Nya.”
Abbas dan Aisya walau hidup dalam
keterbatasan tetapi tidak membuat mereka menjadi anak yang rendah diri.Prestasi
di kelas yang mereka miliki tidak kalah dengan anak-anak yang berasal dari
keluarga yang mapan di kelasn masing-masing.Selama menempuh pendidikan dijenjang
sekolah dasar peringkat 10 besar belum pernah lepas dari keduanya, tetapi
Keduannya belum pernah mendapatkan ringking 1.Dalam hati keduannya mereka ingin
membuktikan kepada kakaknya kalau mereka pasti bisa menjadi yang nomer satu.
Mereka banyak memperoleh pengalaman
hidup yang berharga dari kakaknya Rachman.Kakaknya selalu mengatakan ,”Walaupun
kita orang yang tidak punya tetapi jangan sampai menjadikan hati kita menjadi
miskin .”Pernah pada suatu hari di rumah mereka kehabisan makanan padahal uang
kakaknya tidak cukup untuk membeli beras
dan hanya cukup untuk membeli dua bungkus nasi kucing.Sebagai seorang
kakak pasti tidak ingin jikalau melihat adik-adik yang dia cintai harus menahan
lapar meskipun sebenarnya dia juga mengalaminya.Jadi dibagilah dua bungkus nasi
itu secara adil,satu bungkus buat Abbas dan yang satu bungkus lagi buat Aisya.Kemudian
sang kakak menmerintahkan adiknya untuk lekas makan.Lalu tanya terucap dari
bibir Abbas,”Kakak kamu enggak maem kak?”lalu kemudian Rachman pun
menjawab,”Enggak bas,kakak tadi sudah maem di jalan,tadi ada yang ngasih kakak
maem di jalan,pokoknya Abbas sama Aisya maem dulu aja ya,kan kakak sudah
ngajari tho,kalau maem enggak boleh sambil ?”Lalu mereka menjawab bersama
dengan semangat,”Ngomong.”Kemudian Rachman mengatakan,”Ia adek-adekku yang
pinter.”Tawa keluar dari bibir mereka bertiga.
Setiap kakak pasti menginginkan yang
terbaik untuk adik-adiknya walau harus mengorbankan dirinya sendiri begitu juga
seorang Rachman.Dia rela untuk putus sekolah dan mendedikasikan seluruh masa mudanya
untuk membiayai pendidikan dan keseharian dari kedua adiknya.Rachman berusaha
untuk tidak menunjukan kelelahannya kepada kedua adikknya.Biasanya kalau lelah
seringkali dia merebus air sampai hangat kemudian dimasukan didalamnya garam
dapur lalu direndamlah kedua kakinya di air garam tersebut.Itu sudah cukup bagi
Rachman untuk menghilangkan lelah fisik yang alaminya.
Banyak hal yang ingin diberikan Rachman
kepada adik-adiknya.Salah satunya ia ingin membelikan sepeda onthel kepada
adiknya.Dia meliahat teman-teman dari kedua adiknya berangkat sekolah dengan
sepeda lipat,sedangkan kedua adiknya berangkat ke sekolah dengan berjalan
kaki.Didalam benaknya meskipun ia tidak bisa membelikan sepeda adiknya sebagus apa
yang diberikan oleh orang tua dari teman-teman adiknya akan tetapi setidaknya
dia telah mengusahakan adik-adiknya bisa berangkat sekolah seperti temannya.Dia
selalu mengingatkan adik-adiknya untuk selalu belajar rajin dan tekun agar
tidak seperti dirinya memiliki pendidikan yang rendah dan buta akan
keilmuan.Selain itu hal yang penting bagi seorang Rachman adalah mengusahakan
bagaimana membuat adik-adik yang paling dicintai jangan sampai putus sekolah
seperti dirinya.Keinginan besar lainnya ialah bagaimana caranya ia ingin
membuat sebuah toko kelontong di rumah kecilnya.ia mempunyai keinginan itu
karena dia pandang pekerjaan sebagai penjual airbersih keliling memiliki
penghasilan yang kecil dan tidak tentu ia kasihan apabila penghasilan yang ia
peroleh sedikit sedangkan di rumah juga kehabisan makanan.Jadi dia beranggapan apabila
ia memiliki sebuah toko kelontong maka adiknya tidak akan kelaparan karena bisa
mengambil sebagian untuk dimakan atau untuk pengganjal perut akan tetapi
tentunya modal yang digunakan untuk biayai mimpinya semua itu perlu uang yang
besar sedangkan keuntungan yang diperolehnya melalui jualan air bersih keliling
hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari saja akan tetapi itu tidak membuat
Rachman menjadi patah semangat.
Rachman sangat hormat kepada
bapak-ibunya walaupun manisnya kasih sayang dari mereka sudah lama tidak mereka
rasakan lagi.Bayangan akan bapak-ibunya sering kali muncul dibenaknya.Tapi
ingatan tentang mereka sesekali tidak membuat semangat dari Rachman menjadi
lemah dan turun karena diangannya masih tergantung sebuah keinginan untuk
mensukseskan kedua adiknya yang menjadi tanggungannya.Ketika Rachman sedang
membuat api dari tungku sering kali ia teringat kepada ibunya.Masih jelas
diingatan Rachman tatkala ibunya sedang membuat api dan Rachman duduk
dipangkuan ibunya.Rachman Mengatakan,”Kok lama banget tho bu buat apinya,Coba
bu Rachman pasti bisa lebih cepat dari ibu.”Lalu kemudian ibunya
mengatakan,”Kamu masih kecil Rachman nggak boleh mainan api ya nak.”Lalu sahut
terucap dari bibir Rachman,”Aku nggak mainan api bu,aku Cuma mau bantu ibu biar
cepet selesai.”Kemudian Ibu Rachman berkata,”Ya sudah kalau benar-benar mau
bantu ibu kamu sekarang jangan suka nakal ya,sekalian tolong kamu tidur di
samping kedua adikmu sana,nanti kalau sudah masak Rachan bakalan ibu bangunin.”
Bagi Rachman perintah untuk tidur
disamping kedua adiknya diartikan sebagai sebuah pesan untuk selalu berada
disamping adiknya ketika ibunya sedang bekerja untuk Rachman dan kedua adiknya
sebuah isyarat sebelum ibunya pergi jauh ke negeri Jiran.Semenjak ibunya pergi
untuk mengadu nasip sampai dengan sekarang Rachman belum pernah mendengar kabar
tentang ibunya lagi dan yang teringat hanya pesan-pesan ibunya sebelum naik ke
Bus,”Rachman kamu sekarang sudah besar ibu minta tolong kamu bisa jaga kedua
adikmu,nanti kalau ibu sudah dapat uang yang banyak buat kita hidup,ibu janji
bakalan langsung pulang.”Seperti halnya anak kecil,mingkin yang dimaksud
sebentar dalam benak Rachman mungkin sehari atau dua hari,tapi setelah
berhari-hari ia memperoleh makanan dari tetangga dermawan yang ada dikiri dan
kanannya.Ia mulai berfikir,” Aku sudah besar usiaku sudah 15 tahun,kalau aku harus
menerima derma dari tetangga kiri-kananku terus aku sangat malu,aku tidak boleh
berpangku tangan.”Kemudian Rachman memutuskan untuk berhenti sekolah dan
mencoba untuk mencari pekerjaan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh anak kecil
seumuran Rachman.Dipilihlah pekerjaan sebagai seorang penjual air bersih
keliling olehnya.sebuah pekerjaan yang dianggap remeh,akan tetapi pekerjaan itu
merupakan pekerjaan utama yang dijadikan Rachman untuk membiayai hidup dan
kelangsungan pendidikan dari kedua adiknya meskipun Rachman harus mengorbankan
kesempatannya untuk memperoleh pendidikan sekolah yang sangat dia idam-idamkan.
Selain juga Rachman mempunyai
semangat mengejar kemakmuran dunia,kehidupan akhirat juga tidak lupa
dikejarnya.Bangun malam untuk melaksanakan sholat malam adalah ibadah rutin
yang selalu dilaksanakan oleh Rachman.Didalam benaknya setiap kehidupan,kematian,rejeki
ada yang Maha Mengatur dan Dia-lah yang Maha Menerima doa dari hamba-hamba-Nya.Sudah
sepantasnya Rachman sebagai hamba yang kecil dan lemah selalu meminta
kepada-Nya.Tatkala suka maupun duka doanya selalu hanya tercurah
kepada-Nya.Tidak ada hari bagi Rachman yang dia hiasi tanpa bersujud
kepada-Nya.
Hari-berganti hari tibalah saat
dimana Abbas dan adiknya bisa membuktikan kesungguhannya dalam belajar kepada kakaknya.Mereka
berdua menginkkan ketika kakaknya mengambil buku hasil belajar mereka berdua
nanti kakaknya bisa tetawa gembira karena peringkat 1 tercantum di Raport
mereka.Untuk mewujudkan itu semua mereka belajar dengan serius setiap malam
sampai masa pengambilan raport nanti.Dipikiran mereka hanya ada sebuah
kata.”Kakakku sudah membiayai mahal aku untuk sekolah jadi sudah saatnya bagiku
untuk membuktikan kepada dia kalau jerih payahnya selama ini tidak sia-sia.”Ujian
Akhir Sekolah untuk kenaikan kelas akhirnya datang juga.Suatu hari dimana Abbas
dan Aisya bisa membuktikan kepada kakaknya kalau prestasi mereka bisa unggul
dari teman-temannya.Hari-hari ujian sekolah mereka lalui dengan semangat dan
penuh optimis dan tidak ada dipikiran
mereka untuk mencontek kalau tidak bisa.Karena mereka selalu diajarkan
oleh Kakaknya untuk selalu berbuat jujur,”Dek yang memberi kalian jalan yang
lurus itu Allah,jangan sekali-kali kamu lebih percaya manusia dibanding dengan
Gusti Allah dan dalam setiap kesulitan ketika kamu sedang mengerjakan sebuah
ujian akan lebih baik jika kamu berdiam diri dan mengucap basmalallah karena
Allah itu tidak mungkin salah dan kamu juga tidak tahu apakah teman yang kamu
percaya untuk membantu kamu dalam kesulitanmu malahan akan menjerumuskan
kamu.Kakak lebih suka jika kamu memperoleh hasil dari apa yang kamu usahakan
sendiri.” Pesan itu selalu tertanam dalam dari mereka berdua ketika mengerjakan
soal ujian.Kedua adiknya membayangkan ketika Rachman nantinya mengambil raport
mereka dan memperoleh hasil yang memuaskan dan diperoleh dengan kejujuran pasti
Rachman akan lebih bahagia.Akhirnya hari untuk terima raport datang dan Rachman
datang ke sekolah Abbas dan Aisya untuk bertemu wali kelas adik-adiknya.Pertama
Rachman masuk ke kelas dari Abbas dan melihat nama adiknya itu tercantum di
papan tulis berada dinomor pertama.Kemudian wali kelas dari Abbas
berkata,”Selamat ya mas Adik kamu mendapat ringking satu.”kemudian Rachman
bergegas ke kelas dari adiknya untuk mengambil raport dari Aisya ternyata hasil
yang diperoleh Aisya juga memuaskanTercantum nama Aisya di papan tulis
kelas.Dalam daftar 10 besar peringkat kelas Aisya juga memperoleh peringkat
pertama sama seperti kakaknya Abbas.
Lalu kemudian ketiganya pulang ke rumah
dengan gembira.Diperjalanan pulang Rachman berucap,”Adik-adikku terima kasih
kalian telah membuat kakak bahagia dan dari awal kakak sudah yakin jika kalian nanti kelak akan menjadi
orang-orang yang sukses sepeti yang kakak harapkan.Serta kakak yakin apa yang
telah kakak usahakan kepada kalian pasti akan ada hasilnya.”
Sinopsis
Mimpi dan Asa
Rachman Adalah seorang Anak berusia 15
tahun yang harus berhenti sekolah dikarenakan kehidupan ekonomi keluarganya
yang memburuk sejak ditinggal meninggal oleh ayahnya dan ditinggal Ibunya
merantau ke Malaysia untuk mengadu nasip.Dia memiliki dua orang adik yang
bernama Abbas berusia 11 tahun di kelas 5 dan Aisya berusia 8 tahun dikelas 2
sekolah dasar.Banyak pengalaman hidup yang diperoleh kedua adik ini melalui
Rachman.Kesehariannya Rachman bekerja sebagai seorang penjual air bersih
keliling dan sering kali ketika waktu musim hujan daatang biasanya dia
mendapatkan uang tambahan dengan bekerja menjual jasa ojek payung. Rachman
sangat beruntung sekali memiliki adek seperti Abbas dan Aisya.Mereka tidak
sepeti anak-anak pada umumnya yang hari-harinya hanya diisi dengan
bermain.Mereka sebisa mungkin membantu Kakaknya Rachman. Mereka sebisa mungkin
membantu Kakaknya Rachman.Mereka setiap hari menggoreng cemilan Kemudian pada
jam istirahat mereka menawarkan jajanan tersebut kepada teman-teman mereka.Abbas
dan Aisya banyak memperoleh pengalaman hidup yang berharga dari kakaknya
Rachman.Kakaknya selalu mengatakan ,”Walaupun kita orang yang tidak punya
tetapi jangan sampai menjadikan hati kita menjadi miskin.Perkataan Rachman
buktikan ketika pada suatu hari Rachman mendapat sedikit uang keuntungan dan
hanya cukup untuk nasi kucing dua bungkus.Ia menahan lapar demi melihat kedua
adiknya bisa makan bersama.
Rachman sangat hormat kepada
bapak-ibunya walaupun manisnya kasih sayang dari mereka sudah lama tidak mereka
rasakan lagi.Bayangan akan bapak-ibunya sering kali muncul dibenaknya. Selain
juga Rachman mempunyai semangat mengejar kemakmuran dunia,kehidupan akhirat
juga tidak lupa dikejarnya.Bangun malam untuk melaksanakan sholat malam adalah
ibadah rutin yang selalu dilaksanakan oleh Rachman. Abbas dan Aisya walau hidup
dalam keterbatasan tetapi tidak membuat mereka menjadi anak yang rendah
diri.Prestasi di kelas yang mereka miliki tidak kalah dengan anak-anak yang
berasal dari keluarga yang mapan di kelasn masing-masing.Selama menempuh
pendidikan dijenjang sekolah dasar peringkat 10 besar belum pernah lepas dari keduanya,
tetapi Keduannya belum pernah mendapatkan ringking 1.Dalam hati keduannya
mereka ingin membuktikan kepada kakaknya kalau mereka pasti bisa menjadi yang
nomer satu.Hari-berganti hari tibalah saat dimana Abbas dan adiknya bisa
membuktikan kesungguhannya dalam belajar kepada kakaknya.Mereka berdua
menginkkan ketika kakaknya mengambil buku hasil belajar mereka berdua nanti
kakaknya bisa tetawa gembira karena peringkat 1 tercantum di Raport mereka. Akhirnya
hari untuk terima raport datang Abbas dan Aisya mendapatkan peringkat pertama
dikelasnya masing-masing.Akhirnya mereka bisa membuktikan kepada kakaknya kalau
perjuangan kakaknya tersebut tidak sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar