Sabtu, 01 Februari 2014

Cerpen dengan judul Mimpi dan Asa

Mimpi dan Asa
Ada seorang anak yang bernama Rachman.Diusia yang masih muda ia sudah dihadapkan dengan sebuah kenyataan pahit harus ditinggal mati ayahnya yang bekerja sebagai pekerja bangunan dalam sebuah kecelakaandan ibunya mencoba merantau di Malaysia sebagai seorang pembantu rumah tangga.Sebagaimana ibu-ibu lainnya yang ingin mencoba peruntungannya dengan merantau di luar negeri.Diusianya yang masih belia ia sudah harus melupakan indahnya sebuah kasih sayang dari kedua orang tuanya dan harus melupakan sejenak manisnya pertemanan dan persahabatan di bangku sekolah dikarenakan ia harus putus sekolah ketika menginjak kelas empat SD.Akan tetapi itu yang seolah menempa dia menjadi anak yang kuat dan tangguh.Bagaimana tidak,diusiannya yang menginjak umur 15 tahun ia telah telah menjadi seorang tulang punggung dalam keluarga kecilnya dan harus menghidupi ke-2 adiknya yang baru saja menginjak kelas dua sekolah dasar.Ia memiliki adik yang bernama Abbas dan Aisya.Abbas berusia 11 tahun kelas 5 SD  sedangkan Aisya berusia 8 tahun kelas 2 SD.
Hari-hari Rachman selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang seharusnya dijalankan oleh orang-orang dewasa dan bukan oleh anak belia seperti dia.Dalam sekehariannya ia bekerja sebagai seorang penjual air bersih keliling yang bermodalkan sebuah gerobak dorong dengan beberapa derigen air.Dia jajakan beberapa derigennya itu dengan semangat walaupun apabila seluruh air dalam derigennya terjual habis keuntungan yang hanya cukup untuk makan sehari saja untuk dia dan kedua adiknya.Walaupun begitu,muram tidak nampak dari parasnya,ia ingin melihat ke-2 adiknya bisa memiliki pendidikan yang tinggi dan memperoleh kesuksesan bukan seperi dia yang harus putus sekolah.Sebuah kebahagiaan ketika Rachman pulang dari menjajakan air bersih keliling dan ia disambut senyum yang terpancar dari ke-2 adiknya dan berucap,”Mas pasti lelah,Mana mas tasnya biar adek bawakan,Mas tunggu disini  sebentar ya,mas juga pasti haus biar adek ambilkan minum ya?”Sebuah perhatian kecil dari kedua adeknya sudah sejenak menghilangkan letih yang didapat dari berkelilingnya Rachman seharian di kota Metropolitan Jakarta yang keras dan penuh rintangan.Pekerjaan sebagai seorang penjual air bersih keliling yang kelihatannya begitu mudah sebenarnya  banyak suka-dukannya kadang kala ban gerobag yang dia biasa dorong bocor dan tentu saja dia harus mengeluarkan biaya yang kecil menurut sejumlah orang dan besar dimata Rachman,dan ia juga harus berjalan beberapa puluh kilometer untuk menjual seluruh air bersih yang dibawanya.
Rachman tidak hanya menggantungkan hidupnya lewat derigen-derigen air bersih yang biasa dijajakannya keliling kota akan tetapi dia juga berusaha mencari pekerjaan sambilan lain untuk mencukupi biaya sekolah adiknya.Ketika musim hujan biasanya ia bekerja sebagai penjual jasa ojek payung,walau pun tubuh kecilnya harus menahan dinginnya air hujan ia tetap melakukannya.Di dalam benaknya hanya ada wajah dari kedua adik di rumah yang menjadi tanggungannya.
Rachman sangat beruntung sekali memiliki adek seperti Abbas dan Aisya.Mereka tidak sepeti anak-anak pada umumnya yang hari-harinya hanya diisi dengan bermain.Mereka sebisa mungkin membantu Kakaknya Rachman.Mereka setiap hari menggoreng cemilan yang lazim disebut dengan “Cumi-cumi” kemudian dikemasi dalam plastik-plastik kecil yang dijual dengan harga Rp.500,00.Sebuah harga yang sangat murah untuk jerih payah dua anak yang masih dalam usia sangat kecil.Kemudian pada jam istirahat mereka menawarkan jajanan tersebut kepada teman-teman mereka.Mereka sangat bersyukur sekali ketika apa yang mereka tawarkan habis dan hasil yang terkumpul banyak,akan tetapi tak jarang jajanan yang mereka tawarka sudah habis tetapi uang yang merka dapat tidak sesuai dengan perhitungan awal yang merka buat.Merka memaknai itu sebagai hal yang biasa dan tidk perlu disesali mereka beranggapan sesuai apa yang diajarakan oleh kakaknya,”Allah pasti akan memberikan rencana terbaik untuk hamba-hamba-Nya.”
Abbas dan Aisya walau hidup dalam keterbatasan tetapi tidak membuat mereka menjadi anak yang rendah diri.Prestasi di kelas yang mereka miliki tidak kalah dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang mapan di kelasn masing-masing.Selama menempuh pendidikan dijenjang sekolah dasar peringkat 10 besar belum pernah lepas dari keduanya, tetapi Keduannya belum pernah mendapatkan ringking 1.Dalam hati keduannya mereka ingin membuktikan kepada kakaknya kalau mereka pasti bisa menjadi yang nomer satu.
Mereka banyak memperoleh pengalaman hidup yang berharga dari kakaknya Rachman.Kakaknya selalu mengatakan ,”Walaupun kita orang yang tidak punya tetapi jangan sampai menjadikan hati kita menjadi miskin .”Pernah pada suatu hari di rumah mereka kehabisan makanan padahal uang kakaknya tidak cukup untuk membeli beras  dan hanya cukup untuk membeli dua bungkus nasi kucing.Sebagai seorang kakak pasti tidak ingin jikalau melihat adik-adik yang dia cintai harus menahan lapar meskipun sebenarnya dia juga mengalaminya.Jadi dibagilah dua bungkus nasi itu secara adil,satu bungkus buat Abbas dan yang satu bungkus lagi buat Aisya.Kemudian sang kakak menmerintahkan adiknya untuk lekas makan.Lalu tanya terucap dari bibir Abbas,”Kakak kamu enggak maem kak?”lalu kemudian Rachman pun menjawab,”Enggak bas,kakak tadi sudah maem di jalan,tadi ada yang ngasih kakak maem di jalan,pokoknya Abbas sama Aisya maem dulu aja ya,kan kakak sudah ngajari tho,kalau maem enggak boleh sambil ?”Lalu mereka menjawab bersama dengan semangat,”Ngomong.”Kemudian Rachman mengatakan,”Ia adek-adekku yang pinter.”Tawa keluar dari bibir mereka bertiga.
Setiap kakak pasti menginginkan yang terbaik untuk adik-adiknya walau harus mengorbankan dirinya sendiri begitu juga seorang Rachman.Dia rela untuk putus sekolah dan mendedikasikan seluruh masa mudanya untuk membiayai pendidikan dan keseharian dari kedua adiknya.Rachman berusaha untuk tidak menunjukan kelelahannya kepada kedua adikknya.Biasanya kalau lelah seringkali dia merebus air sampai hangat kemudian dimasukan didalamnya garam dapur lalu direndamlah kedua kakinya di air garam tersebut.Itu sudah cukup bagi Rachman untuk menghilangkan lelah fisik yang alaminya.
Banyak hal yang ingin diberikan Rachman kepada adik-adiknya.Salah satunya ia ingin membelikan sepeda onthel kepada adiknya.Dia meliahat teman-teman dari kedua adiknya berangkat sekolah dengan sepeda lipat,sedangkan kedua adiknya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.Didalam benaknya meskipun ia tidak bisa membelikan sepeda adiknya sebagus apa yang diberikan oleh orang tua dari teman-teman adiknya akan tetapi setidaknya dia telah mengusahakan adik-adiknya bisa berangkat sekolah seperti temannya.Dia selalu mengingatkan adik-adiknya untuk selalu belajar rajin dan tekun agar tidak seperti dirinya memiliki pendidikan yang rendah dan buta akan keilmuan.Selain itu hal yang penting bagi seorang Rachman adalah mengusahakan bagaimana membuat adik-adik yang paling dicintai jangan sampai putus sekolah seperti dirinya.Keinginan besar lainnya ialah bagaimana caranya ia ingin membuat sebuah toko kelontong di rumah kecilnya.ia mempunyai keinginan itu karena dia pandang pekerjaan sebagai penjual airbersih keliling memiliki penghasilan yang kecil dan tidak tentu ia kasihan apabila penghasilan yang ia peroleh sedikit sedangkan di rumah juga kehabisan makanan.Jadi dia beranggapan apabila ia memiliki sebuah toko kelontong maka adiknya tidak akan kelaparan karena bisa mengambil sebagian untuk dimakan atau untuk pengganjal perut akan tetapi tentunya modal yang digunakan untuk biayai mimpinya semua itu perlu uang yang besar sedangkan keuntungan yang diperolehnya melalui jualan air bersih keliling hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari saja akan tetapi itu tidak membuat Rachman menjadi patah semangat.
Rachman sangat hormat kepada bapak-ibunya walaupun manisnya kasih sayang dari mereka sudah lama tidak mereka rasakan lagi.Bayangan akan bapak-ibunya sering kali muncul dibenaknya.Tapi ingatan tentang mereka sesekali tidak membuat semangat dari Rachman menjadi lemah dan turun karena diangannya masih tergantung sebuah keinginan untuk mensukseskan kedua adiknya yang menjadi tanggungannya.Ketika Rachman sedang membuat api dari tungku sering kali ia teringat kepada ibunya.Masih jelas diingatan Rachman tatkala ibunya sedang membuat api dan Rachman duduk dipangkuan ibunya.Rachman Mengatakan,”Kok lama banget tho bu buat apinya,Coba bu Rachman pasti bisa lebih cepat dari ibu.”Lalu kemudian ibunya mengatakan,”Kamu masih kecil Rachman nggak boleh mainan api ya nak.”Lalu sahut terucap dari bibir Rachman,”Aku nggak mainan api bu,aku Cuma mau bantu ibu biar cepet selesai.”Kemudian Ibu Rachman berkata,”Ya sudah kalau benar-benar mau bantu ibu kamu sekarang jangan suka nakal ya,sekalian tolong kamu tidur di samping kedua adikmu sana,nanti kalau sudah masak Rachan bakalan ibu bangunin.”
Bagi Rachman perintah untuk tidur disamping kedua adiknya diartikan sebagai sebuah pesan untuk selalu berada disamping adiknya ketika ibunya sedang bekerja untuk Rachman dan kedua adiknya sebuah isyarat sebelum ibunya pergi jauh ke negeri Jiran.Semenjak ibunya pergi untuk mengadu nasip sampai dengan sekarang Rachman belum pernah mendengar kabar tentang ibunya lagi dan yang teringat hanya pesan-pesan ibunya sebelum naik ke Bus,”Rachman kamu sekarang sudah besar ibu minta tolong kamu bisa jaga kedua adikmu,nanti kalau ibu sudah dapat uang yang banyak buat kita hidup,ibu janji bakalan langsung pulang.”Seperti halnya anak kecil,mingkin yang dimaksud sebentar dalam benak Rachman mungkin sehari atau dua hari,tapi setelah berhari-hari ia memperoleh makanan dari tetangga dermawan yang ada dikiri dan kanannya.Ia mulai berfikir,” Aku sudah besar usiaku sudah 15 tahun,kalau aku harus menerima derma dari tetangga kiri-kananku terus aku sangat malu,aku tidak boleh berpangku tangan.”Kemudian Rachman memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencoba untuk mencari pekerjaan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh anak kecil seumuran Rachman.Dipilihlah pekerjaan sebagai seorang penjual air bersih keliling olehnya.sebuah pekerjaan yang dianggap remeh,akan tetapi pekerjaan itu merupakan pekerjaan utama yang dijadikan Rachman untuk membiayai hidup dan kelangsungan pendidikan dari kedua adiknya meskipun Rachman harus mengorbankan kesempatannya untuk memperoleh pendidikan sekolah yang sangat dia idam-idamkan.
            Selain juga Rachman mempunyai semangat mengejar kemakmuran dunia,kehidupan akhirat juga tidak lupa dikejarnya.Bangun malam untuk melaksanakan sholat malam adalah ibadah rutin yang selalu dilaksanakan oleh Rachman.Didalam benaknya setiap kehidupan,kematian,rejeki ada yang Maha Mengatur dan Dia-lah yang Maha Menerima doa dari hamba-hamba-Nya.Sudah sepantasnya Rachman sebagai hamba yang kecil dan lemah selalu meminta kepada-Nya.Tatkala suka maupun duka doanya selalu hanya tercurah kepada-Nya.Tidak ada hari bagi Rachman yang dia hiasi tanpa bersujud kepada-Nya.
            Hari-berganti hari tibalah saat dimana Abbas dan adiknya bisa membuktikan kesungguhannya dalam belajar kepada kakaknya.Mereka berdua menginkkan ketika kakaknya mengambil buku hasil belajar mereka berdua nanti kakaknya bisa tetawa gembira karena peringkat 1 tercantum di Raport mereka.Untuk mewujudkan itu semua mereka belajar dengan serius setiap malam sampai masa pengambilan raport nanti.Dipikiran mereka hanya ada sebuah kata.”Kakakku sudah membiayai mahal aku untuk sekolah jadi sudah saatnya bagiku untuk membuktikan kepada dia kalau jerih payahnya selama ini tidak sia-sia.”Ujian Akhir Sekolah untuk kenaikan kelas akhirnya datang juga.Suatu hari dimana Abbas dan Aisya bisa membuktikan kepada kakaknya kalau prestasi mereka bisa unggul dari teman-temannya.Hari-hari ujian sekolah mereka lalui dengan semangat dan penuh optimis dan tidak ada dipikiran  mereka untuk mencontek kalau tidak bisa.Karena mereka selalu diajarkan oleh Kakaknya untuk selalu berbuat jujur,”Dek yang memberi kalian jalan yang lurus itu Allah,jangan sekali-kali kamu lebih percaya manusia dibanding dengan Gusti Allah dan dalam setiap kesulitan ketika kamu sedang mengerjakan sebuah ujian akan lebih baik jika kamu berdiam diri dan mengucap basmalallah karena Allah itu tidak mungkin salah dan kamu juga tidak tahu apakah teman yang kamu percaya untuk membantu kamu dalam kesulitanmu malahan akan menjerumuskan kamu.Kakak lebih suka jika kamu memperoleh hasil dari apa yang kamu usahakan sendiri.” Pesan itu selalu tertanam dalam dari mereka berdua ketika mengerjakan soal ujian.Kedua adiknya membayangkan ketika Rachman nantinya mengambil raport mereka dan memperoleh hasil yang memuaskan dan diperoleh dengan kejujuran pasti Rachman akan lebih bahagia.Akhirnya hari untuk terima raport datang dan Rachman datang ke sekolah Abbas dan Aisya untuk bertemu wali kelas adik-adiknya.Pertama Rachman masuk ke kelas dari Abbas dan melihat nama adiknya itu tercantum di papan tulis berada dinomor pertama.Kemudian wali kelas dari Abbas berkata,”Selamat ya mas Adik kamu mendapat ringking satu.”kemudian Rachman bergegas ke kelas dari adiknya untuk mengambil raport dari Aisya ternyata hasil yang diperoleh Aisya juga memuaskanTercantum nama Aisya di papan tulis kelas.Dalam daftar 10 besar peringkat kelas Aisya juga memperoleh peringkat pertama sama seperti kakaknya Abbas.
Lalu kemudian ketiganya pulang ke rumah dengan gembira.Diperjalanan pulang Rachman berucap,”Adik-adikku terima kasih kalian telah membuat kakak bahagia dan dari awal kakak  sudah yakin jika kalian nanti kelak akan menjadi orang-orang yang sukses sepeti yang kakak harapkan.Serta kakak yakin apa yang telah kakak usahakan kepada kalian pasti akan ada hasilnya.”








Sinopsis
Mimpi dan Asa
Rachman Adalah seorang Anak berusia 15 tahun yang harus berhenti sekolah dikarenakan kehidupan ekonomi keluarganya yang memburuk sejak ditinggal meninggal oleh ayahnya dan ditinggal Ibunya merantau ke Malaysia untuk mengadu nasip.Dia memiliki dua orang adik yang bernama Abbas berusia 11 tahun di kelas 5 dan Aisya berusia 8 tahun dikelas 2 sekolah dasar.Banyak pengalaman hidup yang diperoleh kedua adik ini melalui Rachman.Kesehariannya Rachman bekerja sebagai seorang penjual air bersih keliling dan sering kali ketika waktu musim hujan daatang biasanya dia mendapatkan uang tambahan dengan bekerja menjual jasa ojek payung. Rachman sangat beruntung sekali memiliki adek seperti Abbas dan Aisya.Mereka tidak sepeti anak-anak pada umumnya yang hari-harinya hanya diisi dengan bermain.Mereka sebisa mungkin membantu Kakaknya Rachman. Mereka sebisa mungkin membantu Kakaknya Rachman.Mereka setiap hari menggoreng cemilan Kemudian pada jam istirahat mereka menawarkan jajanan tersebut kepada teman-teman mereka.Abbas dan Aisya banyak memperoleh pengalaman hidup yang berharga dari kakaknya Rachman.Kakaknya selalu mengatakan ,”Walaupun kita orang yang tidak punya tetapi jangan sampai menjadikan hati kita menjadi miskin.Perkataan Rachman buktikan ketika pada suatu hari Rachman mendapat sedikit uang keuntungan dan hanya cukup untuk nasi kucing dua bungkus.Ia menahan lapar demi melihat kedua adiknya bisa makan bersama.

Rachman sangat hormat kepada bapak-ibunya walaupun manisnya kasih sayang dari mereka sudah lama tidak mereka rasakan lagi.Bayangan akan bapak-ibunya sering kali muncul dibenaknya. Selain juga Rachman mempunyai semangat mengejar kemakmuran dunia,kehidupan akhirat juga tidak lupa dikejarnya.Bangun malam untuk melaksanakan sholat malam adalah ibadah rutin yang selalu dilaksanakan oleh Rachman. Abbas dan Aisya walau hidup dalam keterbatasan tetapi tidak membuat mereka menjadi anak yang rendah diri.Prestasi di kelas yang mereka miliki tidak kalah dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang mapan di kelasn masing-masing.Selama menempuh pendidikan dijenjang sekolah dasar peringkat 10 besar belum pernah lepas dari keduanya, tetapi Keduannya belum pernah mendapatkan ringking 1.Dalam hati keduannya mereka ingin membuktikan kepada kakaknya kalau mereka pasti bisa menjadi yang nomer satu.Hari-berganti hari tibalah saat dimana Abbas dan adiknya bisa membuktikan kesungguhannya dalam belajar kepada kakaknya.Mereka berdua menginkkan ketika kakaknya mengambil buku hasil belajar mereka berdua nanti kakaknya bisa tetawa gembira karena peringkat 1 tercantum di Raport mereka. Akhirnya hari untuk terima raport datang Abbas dan Aisya mendapatkan peringkat pertama dikelasnya masing-masing.Akhirnya mereka bisa membuktikan kepada kakaknya kalau perjuangan kakaknya tersebut tidak sia-sia.

Tidak ada komentar: